MENDIDIK itu tidak MENDADAK

MENDIDIK itu tidak MENDADAK

Mendidik itu tidak bisa mendadak langsung bisa dilihat hasilnya.
Mendidik tidak seperti melukis pada kertas putih yang kosong, yang dapat diwarnai dan dibentuk sekehendak hati pelukisnya, dan segera dapat dilihat hasil lukisannya.
Tetapi mendidik seperti bertani untuk menumbuhkan benih yang super unggul. Petani harus mengikuti karakter benihnya, menuntun pertumbuhan sesuai fase perkembangannya dengan menjaga dan merawatnya, dan hasilnya dapat dipanen setelah sekian lama.

Mendidik itu bukan menyulap generasi.
Mendidik itu juga bukan mengkarbit generasi.
Tetapi mendidik adalah menuntun tumbuhnya fitrah anak dengan menjaga dan menumbuhkannya. Setahap demi setahap dan berurutan mengikuti masa emas pada fase perkembangannya. Dimulai dari penumbuhan kecintaan, lalu penumbuhan nalar dan rasa ingin tahu, baru kemudian tahap pembiasaan.
Maka kurikulum pendidikan tidak dapat di-gonta-ganti setiap saat.

Ketika anak dididik pada fase TK bisa jadi hasil pendidikan TK dapat terlihat ketika SMA atau kuliah. Demikian juga kesalahan pendidikan pada fase TK, akibat buruknya bisa muncul ketika SMA atau kuliah, bahkan setelah bekerja sekalipun.

Jika tergesa untuk segera memanen hasil pendidikan, bisa jadi yang dihasilkan adalah generasi karbitan dan generasi sulapan.
Hanya bisa menjadi human doing yang hanya mampu melakukan rutinitas tanpa mampu memaknai apa yang dilakukannya, namun tidak bisa menjadi human being yang selalu mendasarinya dengan makna-makna terhadap apa yang dilakukannya.

Gambaran kinerja pengelola negeri saat ini merupakan hasil pendidikan 20 tahun atau 30 tahun yang lalu ketika mereka masih duduk di bangku-bangku sekolah. Maka apa yang sedang dilakukan saat ini dalam mendidik generasi ini, bisa jadi kita tidak sempat melihat hasilnya kelak karena usia yang tak sampai ke sana.

Ustadz Abdul Kholiq
Sekolah Karakter Imam Syafi’i (SKIS) Semarang.

SOTAB HEBAT & HCE INDONESIA